Total Tayangan Halaman

Kamis, 27 Oktober 2011

Yang Tak Boleh Dilakukan Usai Olahraga

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anda mungkin telah menghabiskan satu jam sehari untuk olahraga keras. Tapi bagaimana dengan 23 jam lain di saat Anda tak olahraga?
Nah dibawah ini hal-hal yang tak boleh Anda lakukan usai berolahraga:
1. Minum Sports Drink
Jangan terburu-buru mengonsumsi sports drink bila tubuh Anda tidak benar-benar kehilangan elektrolit. Sports drink umumnya mengandung pemanis buatan yang tak baik bagi tubuh. Cukup tenggak air putih untuk mengganti cairan tubuh yang hilang.
2. Tidak langsung makan
Setelah olahraga berat, tubuh Anda pun telah siap untuk pengisian bahan bakar. Tetapi ingat jangan langsung ambil makanan berat yang berlemak, tetapi bijaksanalah dengan camilan ringan yang sehat. Sedikit protein dan karbohidrat kompleks sudah cukup untuk memulihkan otot-otot Anda.
3.Camilan malam hari
Pilihlah camilan yang ringan dan sehat di malam hari. Jangan sampai pilihan camilan malam ini merusak pembakaran kalori Anda siang harinya.
4. Kurang Tidur
Tidur bukan hanya berarti istirahat, tetapi juga pemulihan energi untuk olahraga lagi keesokan harinya. Tidur juga menghasilkan hormon pertumbuhan tingkat tinggi yang dipercaya merupakan komponen kunci dari pertumbuhan dan perbaikan otot. (Sumber: Sehatnews.com)

Tertawalah! Anda Akan Sehat dan Berumur Panjang

TRIBUNNEWS.COM - Tidak suka dengan humor? Pikir sekali lagi. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa memanjakan selera humor Anda bisa memperpanjang usia, membuat hidup lebih sehat.
Tertawa tidak saja melunturkan stres, meningkatkan kehidupan sosial, dan menurunkan tekanan darah, tapi juga mendorong sistem kekebalan tubuh. Tambah lagi, humor menjadi lebih bernilai ketika umur semakin bertambah, dan dikaitkan dengan kehidupan yang memuaskan. Begitu penelitian yang dilakukan di Swis.
Ingin tahu lebih banyak tentang sisi kesehatan dari humor? Simak 5 fakta mengejutkan dari sisi kesehatan dari humor yang dimuat BBC.
* Lebih mudah bernafas
"Sembilan puluh prosen tertawa melibatkan pernafasan yang dalam," kata Dacher Keltner, Ph.D., guru besar psikologi di University of California di Berkeley dan penulis buku Born to Be Good. "Ketika menghembuskan nafas, denyut nadi dan tekanan darah turun dan Anda memasuki kondisi tenang. Anda akan merasakan sensasi pelepasan dari tertawa."
* Hubungan yang lebih baik.
Pasangan yang menceritakan lelucon ringan dan ikut tertawa untuk meredakan ketegangan cenderung memiliki perkawinan yang lebih baik, kata psikolog John Gottman, Ph.D., dari Gottman Institute, pusat konseling masalah hubungan sosial di Seattle.
* Melawan stres
Tertawa bisa menurunkan hormon stres dopac, kortisol, dan epinephrine sampai berturut-turut 38%, 39%, dan 70% menurut penelitian di Loma Linda University, California. Penelitian di Universitas Maryland dengan mempertontonkan film pendek, mereka yang menonton film jenaka mengalami peningkatan aliran darah ke jantung sebanyak 22%.
* Merasa lebih sehat
Tertawa tak hanya melepaskan ketegangan, tapi juga membuat Anda lebih sehat. Orang yang tertawa 10 - 25 kali sehari lebih sedikit terkena penyakit dibandingkan dengan mereka yang kurang dari jumlah itu dalam seharinya. Begitu menurut penelitian International Journal of Medical Sciences tahun 2009.
* Bekerja lebih baik
Menurut survei Men's Health, dari hampir 600 lelaki yang menjadi responden, 73%-nya menyatakan bahwa memiliki selera humor membuat mereka lebih baik dalam bekerja.

Sumber: http://id.berita.yahoo.com/tertawalah-anda-akan-sehat-dan-berumur-panjang-032105681.html;_ylt=AmGXoVQ1d7p16mmJilq7.UsRiNl_;_ylu=X3oDMTNqZ3FocHRwBGNjb2RlA2N0LmMEcGtnA2MxNTc2MzNiLWUyMDktMzlkMS04YjY0LWYyM2E2MTA0NGQ1NARwb3MDNwRzZWMDbW9zdF9wb3B1bGFyBHZlcgM4MjE0NmRlYS1mZjhlLTExZTAtYmUyYy03YjY2YTdiZjhkZjU-;_ylg=X3oDMTIwbTFhbHZrBGludGwDaWQEbGFuZwNpZC1pZARwc3RhaWQDBHBzdGNhdANuYXNpb25hbHxudXNhbnRhcmEEcHQDc2VjdGlvbnM-;_ylv=3

Biografi Khadijah Al Kubra ra


Siti Khadijah adalah istri pertama Nabi Muhammad SAW, wanita terbaik dari golongan Islam. Nabi Muhammad sangat mencintai Khadijah karena jasanya yang sangat besar untuk perkembangan da'wah Nabi Muhammad. Khadijah juga merupakan golongan yang pertama (assabiquunal awwaluun) mempercayai kenabian Muhammad. Ia merupakan teladan utama dari para pemilik akidah yang penyabar, akhlak yang suci dan perilaku yang luhur.
Khadijah adalah wanita kaya yang hidup dari usaha perniagaan. Dan untuk menjalankan perniagaannya itu ia memiliki beberapa tenaga laki-laki, diantaranya adalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang kemudian menjadi suaminya. Khadijah mempunyai julukan Ratu Mekkah karena terkenal dalam kaya raya dan mahir dalam perniagaannya. Setelah menjadi istri Nabi Muhammad, sebagian besar hartanya digunakan untuk perjuangan da'wah Nabi Muhammad.
Nama Nasab dan Gelar
Khadijah mempunyai nama lengkap Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai. Khadijah al-Kubra, anak perempuan dari Khuwailid bin Asad dan Fatimah binti Za'idah, berasal dari kabilah Bani Asad dari suku Quraisy. Khadijah lahir di Mekah tahun 68 sebelum Hijrah, 15 tahun sebelum tahun gajah atau 15 tahun sebelum kelahiran Muhammad SAW. Ia memiliki nasab yang suci, luhur dan mulia laksana untaian mutiara yang berkilauan.
Ayahnya, Khuwailid bin Asad, adalah tokoh pembesar Quraisy yang terkenal hartawan dan dermawan. Khuwailid sangat mencintai anggota keluarga dan kaumnya, menghormati tamu dan suka memberdayakan serta membantu kaum miskin dan kaum papa. Ia termasuk sahabat Abdul Mutahalib, datuk Nabi Muhammad SAW. Ayah Siti Khadijah ini juga merupakan salah seorang delegasi Quraisy yang diutus ke Yaman untuk memberi ucapan selamat kepada rajanya yang berbangsa Arab iaitu Saif bin Dziyazin, atas keberhasilannya mengusir pasukan Abessinia dari negerinya. Peristiwa ini terjadi dua tahun sesudah peristiwa penyeragan Mekah pada tahun Gajah.
Ibunya bernama Fatimah binti Zaidah. Silsilah nasabnya berujung pada Amir bin Lu’ai. Neneknya adalah Halah Binti Abdul Manaf yang tersambung sampai Lu’ai bin Ghalib. Masing-masing silsilah ayahanda dan ibundanya berasal dari keturunan Quraisy yang terhormat dan mulia. Nasab Khadijah dari pihak ayahanda berhimpun dengan nasab Rasulullah SAW pada kakeknya yang ke-empat, Qushai bin Kilab. Qushai bin Kilab adalah pemimpin Quraisy yang berhasil merebut kekuasaan kota Mekah dari tangan kaum Khuza’ah pada abad ke-5M yang telah lama menguasai kota ini selama berabad-abad. Setelah itu, Qushai menjadi pemimpin agama dan pemerintahan kota Mekah yang kemudian diteruskan oleh keturunannya.
Nasab Khadijah dari pihak ibundanya berhimpun dengan nasab Rasulullah SAW pada kakeknya yang ke-tiga, Abdul Manaf. Dengan demikian, dari pihak ayah mahupun ibu, Khadijah dan Rasulullah SAW memiliki kekerabatan yang sangat dekat. Dan beliau merupakan isteri Rasulullah SAW yang paling dekat nasabnya dengan beliau berbanding istri yang lain.
Khadijah biasa dipanggil dengan nama Ummu Hindun dan mendapat gelaran ath-thhirah (wanita suci) atau ummul mukminin ( ibu orang-orang mukmin). Gelaran ath-thahirah diperolehi sebelum kedatangan Islam kerana kesucian budi pekertinya, kedudukannya yang mulia di tengah-tengah kaumnya, dan kesucian dirinya dari noda-noda paganisme (kepercayan spiritual) pada zaman jahiliyah.
Khadijah juga diberi gelar ummul mukminin (ibu orang-orang mukmin) kerana ia adalah sebaik-baik isteri yang dan mempunyai suri teladan yang baik bagi insan yang mahu mengikutinya. Ia telah menyediakan rumah yang nyaman dan tenteram untuk Nabi Muhammad SAW sebelum baginda diutus sebagai seorang Rasul.
Menikah dengan Muhammad
Pada tahun 575 Masehi, Siti Khadijah ditinggalkan ibunya. Sepuluh tahun kemudian ayahnya, Khuwailid, menyusul. Sepeninggal kedua orang tuanya, Khadijah dan saudara-saudaranya mewarisi kekayaannya. Kekayaan warisan menyimpan bahaya. Ia bisa menjadikan seseorang lebih senang tinggal di rumah dan hidup berfoya-foya. Bahaya ini sangat disadari Khadijah. Ia pun memutuskan untuk tidak menjadikan dirinya pengangguran. Kecerdasan dan kekuatan sikap yang dimiliki Khadijah mampu mengatasi godaan harta. Karenanya, Khadijah mengambil alih bisnis keluarga.
Pada mulanya, Siti Khadijah menikah dengan Abu Halah bin Zurarah at-Tamimi. Pernikahan itu membuahkan dua orang anak yang bernama Halah dan Hindun. Tak lama kemudian suamianya meninggal dunia, dengan meninggalkan kekayaan yang banyak, juga jaringan perniagaan yang luas dan berkembang. Lalu Siti Khadijah menikah lagi untuk yang kedua dengan Atiq bin ‘A’id bin Abdullah al-Makhzumi. Setelah pernikahan itu berjalan beberapa waktu, akhirnya suami keduanya pun meninggal dunia, yang juga meninggalkan harta dan perniagaan.
Dengan demikian, saat itu Siti Khadijah menjadi wanita terkaya di kalangan bangsa Quraisy. Karenanya, banyak pemuka dan bangsawan bangsa Quraisy yang melamarnya, mereka ingin menjadikan dirinya sebagai istri. Namun, Siti Khadijah menolak lamaran mereka dengan alas an bahwa perhatian Khadijah saat itu sedang tertuju hanya untuk mendidik anak-anaknya. Juga dimungkinkan karena, Khadijah merupakan saudagar kaya raya dan disegani sehingga ia sangat sibuk mengurus perniagaan.
Siti Khadijah mempunyai saudara sepupu yang bernama Waraqah bin Naufal. Beliau termasuk salah satu dari hanif di Mekkah. Ia adalah sanak keluarga Khadijah yang tertua. Ia mengutuk bangsa Arab yang menyembah patung dan melakukan penyimpangan dari kepercayaan nenek moyang mereka (nabi Ibrahim dan Ismail).
Suatu ketika, Muhammad berkerja mengelola barang dagangan milik Siti Khadijah untuk dijual ke Syam bersama Maisyarah. Setibanya dari berdagang Maysarah menceritakan mengenai perjalanannya, mengenai keuntungan-keuntungannya, dan juga mengenai watak dan kepribadian Muhammad. Setelah mendengar dan melihat perangai manis, pekerti yang luhur, kejujuran, dan kemampuan yang dimiliki Muhammad, kian hari Khadijah semakin mengagumi sosok Muhammad. Selain kekaguman, muncul juga perasaan-perasaan cinta Khadijah kepada Muhammad.
Tibalah hari suci itu. Maka dengan maskawin 20 ekor unta muda, Muhammad menikah dengan Siti Khadijah pada tahun 595 Masehi. Pernikahan itu berlangsung diwakili oleh paman Khadijah, ‘Amr bin Asad. Sedangkan dari pihak keluarga Muhammad diwakili oleh Abu Thalib dan Hamzah. Ketika Menikah, Muhammad berusia 25 tahun, sedangkan Siti Khadijah berusia 40 tahun. Bagi keduanya, perbedaan usia yang terpaut cukup jauh dan harta kekayaan yang tidak sepadan di antara mereka, tidaklah menjadi masalah, karena mereka menikah dilandasi oleh cinta yang tulus, serta pengabdian kepada Allah. Dan, melalui pernikahan itu pula Allah telah memberikan keberkahan dan kemuliaan kepada mereka.
Setelah menikah dengan baginda Rasulullah SAW, beliau dikurniakan enam orang anak. Padahal, saat menikah dengan Rasulullah SAW ia sudah menginjak usia 40 tahun. Berarti ke-enam orang anaknya hasil pernikahannya dengan baginda lahir setelah ia berusia 40 tahun. Sungguh luar biasa anugerah dan kehendak Yang Maha Kuasa.
Khadijah melahirkan 2 orang putra dan 4 orang putri. Anak pertama sekaligus putra pertama Rasulullah bernama Qasim. Dengan nama ini, Rasulullah mendapat julukan Abu Qasim. Putra kedua beliau bernama Abdullah, biasa dipanggil ath-thahir dan ath-thayyib keraa dilahirkan setelah kedatangan Islam. Kedua putra ini meninggal dunia ketika masih bayi.
Anak ketiga bernama Zainab, putri sulung yang lahir sebelum Nabi Muhammad SAW diutus Allah sebagai rasul. Zainab menikah dengan Abu Al-’Ash dan berhijrah memeluk islam lebih awal dari suaminya Abu Al-’Ash. Zainab meninggal dunia pada awal tahun ke-lapan sesudah memeluk Islam dan dimakamkan di Baqi’.
Anak ke-empat dan ke-lima adalah Ruqayyah dn Ummu Kultsum. Kedua putri beliau ini dinikahi oleh kedua anak Abu Lahab, Atabah dan Utaibah. Apabila mengetahui kedua anaknya menikahi putri Rasulullah SAW, Abu Lahab jadi marah seraya berkata :
Aku tidak akan berkumpul dengan kalian bila kalian tidak menceraikan kedua anak Muhammad itu.” maka keduanya menceraikan istri masing-masing sebelum sempat menggaulinya. Setelah itu, Ruqayyah menikah dengan Utsman bin Affan. Ia ikut berhijrah ke kota Madinah bersama suaminya. Ia meninggal di Madinah dan dimakamkan di Baqi.’ Sepeninggalan Ruqayyah, Utsman menikah lagi dengan Ummu Kultsum. Namun, tidak lama kemudian, Ummu Kultsum juga kembali ke rahmatullah. Kerana menikah dengan kedua puri baginda, utsman dijuluki dengan Dzun Nurain (pemilik dua cahaya)
Anak yang ke-enam adalah Fatimah Az-Zahra. Menikah dengan seorang sahabat yang terkenal dan disegani iaitu Ali bin Abi Thalib. Ia adalah ibunda Hassan dan Husein. Fatimah telah menghembuskan nafas terakhir pada tahun 11 H dalam usia 30 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Baqi.’
Dengan yang demikian, putra putri Rasulullah SAW lahir dari rahim Khadijah, kecuali Ibrahim yang lahir dari rahim Maria al Qibthiyah, seorang budak perempun yang diterima pleh Rasulullah SAW sebagai hadiah dari Muqaiqis, raja Mesir.
Kepribadian Dan Keutamaan
Keistimewaan dan keutamaan wanita suci ini sungguh tidak terbilang. Perjalanan hidupnya bertabur kemuliaan yang tidak terbatas. Keperibadian dan perilakunya yang lurus benar-benar sesuai dengan sifat orang mukmin. Terdapat banyak hadits dan informasi dari data sejarah Islam yang menerangkan pelbagai keutamaan wanita suci nan mulia ini. Diantaranya adalah seperti berikut :
Iman, agama dan kedalaman pemahamannya.
Pada masa Jahiliyah, Khadijah tidak seperti wanita Quraisy pada umumya. Ia begitu istimewa kerana memiliki kehormatan, kedudukan yang tinggi, keimanan sejati, berjiwa besar dan perilaku yang suci sehingga memperoleh gelaran sebagai ath-thairah atau wanita suci. Ia adalah wanita yang dekat dengan sumber-sumber keimanan. Di dalam jiwaya, ia banyak merasakan kegelisahan terhadap fenomena paganisme jahiliyah. Oleh kerana itu, tidak jarang ia mencurahkan kegelisahannya kepada Waraqah bin Naufal.
Sebelum berpijaknya Islam, Khadijah menganut agama hanif (agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim a.s) yang berpegang kepada manhaj tauhid. Keimanannya sama sekali tidak pernah tercemar dengan lumpur ataupun noda-noda paganisme jahiliyah yang masih tersebar. Demikianlah potret dan kualiti keimanan wanita terbaik penghuni syurga ini sebelum kedatangan Islam.
Setelah Khadijah dipilih oleh Allah SWT menjadi pendamping hidup Muhammad SAW, ia menjadi wanita yang pertama memeluk Islam, percaya dan beriman kepada Allah SWT serta Rasulullah SAW.
Tentang  keimanan Khadijah, Rasulullah SAW bersabda :
"Allah tidak pernah memberiku pengganti yang lebih baik dari Khadijah. Ia telah beriman kepada ku ketika orang lain kufur, dia mempercayai ku ketika orang-orang mendustai ku. Ia memberikan hartanya kepadaku ketika tidak ada orang lain yang membantuku. Dan, Allah SWT juga menganugerahkan aku anak-anak melalui rahimnya, sementara isteri-isteri ku yang lain tidak memberikan aku anak.” (Hadits Riwayat Bukhari, Ahmad dan Thabrani).
Keimanan Khadijah lahir dari ketajaman pandangan, keyakinan, kepercayaan dan penyucian yang ditempuh untuk keimanan tersebut.
Sebagai bukti, pada saat Rasulullah masih berada di puncak bukit, dalam perjalanan yang penuh ketakutan, Jibril masih menampakkan dirinya antara langit dan bumi. Nabi Muhammad SAW tidak berpaling sedikit pun hingga melihtinya dengan jelas. Kemudian Nabi Muhammad pulang ke rumah menemui Khadijah dalam keadaan gementar kerana merasakan ketakutan.
Nabi Muhammad pulang dengan tubuh menggigil ketakutan. Apabila melihat Rasulullah dalam kedaan yang sedemikian, Khadijah tetap sahaja menyambut kepulangan suami tercinta dengan manisnya senyuman dan menyembunyikan raut kebimbangannya yang mula bersarang. Khadijah berusaha menenangkan hati suaminya itu dan menguatkan pendirian baginda Rasulullah SAW. Ia mengatakan kepada Rasulullah SAW :
”Tidak suami ku, demi Allah… Allah itu tidak akan mungkin sekali pun merendahkan dirimu. Kerana engkau selalu menyambung silaturrahmi, memikul beban, menghormti orang tamu, membantu orang miskin dan engkau selalu menolong siapa sahaja. Bergembiralah engkau wahai pura bapa saudara ku, dan teguhkanlah hatimu. Demi Tuhan, yang diriku atas kekuasaan-Nya, Sesungguhnya aku sangat berharap engkau akan menjadi Nabi bagi umat ini.”
Begitulah Khadijah dengan lemah lembut dan santunnya keperibadian isteri solehah, dialah suri teladan. Dengan suara yang rendah dia berusaha menenangkan hati sekaligus coba menguatkan pendirian Nabi Muhammad kala itu. Khadijah juga selalu menghibur baginda dan Rasulullah tidak pernah melihat sesuatu yang menyedihkan dari Khadijah, tidak pernah membantah dan mendustai Rasulullah.
Bahkan Khadijah selalu melapangkan hati dan menghilangkan kesedihan Rasulullah SAW. Hal seperti ini sudah jelas muncul dari keimanan yang dalam, pemikiran yang cermat serta pemahamam yang baik terhadap hakikat suatu permasalahan. Menurut pemahaman Khadijah, suaminya memiliki semua sifat-sifat terpuji, maka Allah tidak akan mungkin merendahkan Nabi Muhammad.
Wanita Solehah
Khadijah merupakah salah satu wanita terbaik di dunia. Hal ini jelas apbila merujuk kepada sebuah hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Anas r.a bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :
"Cukuplah bagimu empat wanita terbaik di dunia, yaitu Maryam binti Imran, Khadijah Binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad dan Asiah, isteri Fir’aun.” (Hadits Riwayat Ahmad, Abdurrazaq, Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim)
Ia adalah wanita terbaik di golongan Islam sebagaimana Maryam binti Imran yang menjadi wanita terbaik dari golongan Nasrani. Hal ini shahih berdasarkan Hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib bahwa :
"Wanita terbaik dari golongan itu adalah Maryam binti Imran dan wanita terbaik dari golongan ini adalah Khadijah binti Khuwailid.” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)
Selain itu juga ia termasuk salah satu di antara empat wanita terbaik penghuni syurga. Ibnu Abbas berkata, bahwa suatu ketika Rasulullah SAW menggambar empat garis di atas tanah, lalu beliau bertanya :
Tahukah kalian apa ini?”
Para sahabat mejawab, ”Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Rasulullah SAW lalu bersabda :
Sebaik-baik wanita yang menghuni syurga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran dan Asiah isteri Fir’aun.”
Semua ahli hadits sepakat mengatakan bahawa ke-empat-empat wanita yang disebutkan itu adalah wanita-wanita paling utama dan paling mulia di seluruh semesta alam. Namun ada yang berselisihan pendapat dalam menentukan siapakah diantara mereka yang paling utama dan paling mulia.
Mendapat salam dari Allah SWT dan berita gembira
Berdasarkan Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Khadijah binti Khuwailid adalah wanita yang mendapat salam dari Allah SWT dan berita gembira dengan sebuah rumah yang terbuat dari kayu di syurga, yang didalamnya tidak ada kepayahan dan kesusahan. Seperti sabda Rasulullah :
Ketika Jibril datang kepada Rasulullah SAW, ia berkata :
"Wahai Rasulullah, ini adalah Khadijah, ia datang dengan membawa sebuah bejana dan wadah yang berisikan lauk-makanan serta minuman. Maka, jika ia telah sampai kepadamu, sampaikanlah kepadanya salam dari Tuhannya dan dari ku, dan beritahukanlah kepadanya sebuah kabar gembira berupa sebuah rumah di dalam syurga yang terbuat dari kayu yang didalamnya menyenangkan, dan tidak ada kepayahan serta kesusahan.” (Hadits Riwayat Bukhari)
Anas Bin Malik berkata :
Suatu ketika Jibril datang menemui Rasulullah pada saat itu beliau sedang bersama Khadijah. Maka Jibril pun berkata :
”Sesungguhnya Allah menyampaikan salam kepada Khadijah.”
Maka Khadijah menyahut :
”Sesungguhnya Allah itulah As-Salam. Salam (sejahtera) pula atas Jibril dan atasmu pula salam dari Allah beserta rahmat dan berkah-Nya.” (Hadits Riwayat Nasai dan Hakim)
Semua putra-putri Rasulullah SAW lahir dari rahimnya, kecuali Ibrahim
Khadijah adalah wanita yang subur rahimnya. Bagaimana tidak, sebelum berkahwin dengan Rasulullah, ia telah dikurniakan tiga orang anak hasil pernikahannya dengan suami pertama dan keduanya.
Dijuluki Ummul Mukminin yang paling utama
Khadijah adalah seorang ummul mukminim iaitu ibu orang-orang mukmin yang paling utama. Ia lebih utama dibanding isteri Rasulullah lainnya. Ia memperolehi keutamaan ini kerana beliau merupakan wanita pertama yang beriman, yang pertama memeluk Islam, yang pertama mempercayai ajaran Rasulullah SAW, yang berjuang bersama baginda, yag menemani baginda Rasulullah SAW di kala suka mahupun duka, yang menenangkan dan meneguhkan hati dikala baginda menghadapi siksaan dan kezalimi kaum Quraisy, yang turut mendampingi baginda dan bersama-sama merasakan beban penderitaan dalam aksi boikot yang dilancarkan kaum Quraisy ke atas beliau dan segenap Bani Hasyim, dan kerana Khadijah, ummul mukminin ini melahirkan putra putri baginda Rasulullah kecuali Ibrahim.
Wafat
Setelah berakhirnya pemboikotan kaum Quraisy terhadap kaum muslim, Siti Khadijah sakit keras akibat beberapa tahun menderita kelaparan dan kehausan. Semakin hari kondisi kesehatan badannya semakin memburuk. Dalam sakit yang tidak terlalu lama, dalam usia 60 tahun, wafatlah seorang mujahidah suci yang sabar dan teguh imannya, Sayyidah Siti Khadijah al-Kubra binti Khuwailid.
Siti Khadijah wafat dalam usia 65 tahun pada tanggal 10 Ramadhan tahun ke-10 kenabian, atau tiga tahun sebelum hijrah ke Madinah atau 619 Masehi. Ketia itu, usia Rasulullah sekitar 50 tahun. Beliau dimakamkan di dataran tinggi Mekkah, yang dikenal dengan sebutan al-Hajun.
Karena itu, peristiwa wafatnya Siti Khadijah sangat menusuk jiwa Rasulullah. Alangkah sedih dan pedihnya perasaan Rasulullah ketika itu. Karena dua orang yang dicintainya (Khadijah dan Abu Thalib) telah wafat, maka tahun itu disebut sebagai ‘Aamul Huzni (tahun kesedihan) dalam kehidupan Rasulullah.
Referensi:
http://mahluktermulia.wordpress.com/2010/02/05/biografi-siti-khadijah/
http://maaini.wordpress.com/2008/05/23/suri-teladan-muslimah-biografi-istri-istri-nabi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Khadijah_binti_Khuwailid
http://www.jilc-makassar.com/index.php?id=beritadetail.php&kat=Profil&idb=744
http://www.ummah.net/khoei/khadija.htm

Jumat, 14 Oktober 2011

Kisah Luqman dan Tiga Pelacur

Pengarang kitab Al-Kasyaf menjelaskan, beliau adalah Luqman bin Baa'ura'. Hidup selama 1000 tahun, sehingga berjumpa dengan Nabi Daud AS dan menuntut ilmu darinya. Ibnu Abbas berkata bahawa Luqman bukan Nabi, juga bukan Raja, namun seorang penggembala berkulit hitam yang kemudian di beri kurnia kemerdekaan dan pengetahuan.

Mari kita sama-sama mendengar kisah ketaatannya yang jitu terhadap Allah SWT...

Diriwayatkan dari Sai'id bin Amir berkata." Telah bercerita kepada kami, Abu Ja'far : "Luqman Al-Habasy adalah seorang hamba milik seorang lelaki. Suatu ketika, dia dibawa ke pasar untuk di jual. Luqman bertanya kepada seorang lelaki yang berhasrat untuk membelinya: "Apa yang akan kamu lakukan terhadap diriku (setelah kamu beli nanti)?" "Kamu akan ku suruh melakukan itu dan ini," jawab calon pembeli. "Aku mohon kepadamu agar membatalkan niatmu untuk membeliku!" pinta Luqman. Sikap ini selalu diperlihatkan oleh Luqman kepada para calon pembelinya hingga datanglah calon pembeli lainnya. "Apa yang hendak kamu lakukan terhadap diriku (setelah kamu membeliku nanti)?" kata Luqman. "Kamu akan ku beri tugas sebagai penjaga rumahku," jawab lelaki calon pembelinya. "Jika demikian, aku mahu kamu beli!" kata Luqman.

Lelaki tersebut kemudian membayar dan mengajak Luqman pulang ke rumahnya. Majikan Luqman pada saat itu juga mempunyai tiga orang anak wanita yang menjadi pelacur di desa itu.

Pada suatu ketika, majikannya pergi ke kebun. Sebelum berangkat dia berpesan kepada Luqman : "Aku telah menyiapkan makanan di dalam kamarnya, sepeninggalanku kuncilah pintu dan kamu harus menjaga pintu ini. Dan janganlah sekali-kali kamu membuka pintunya sebelum aku kembali ke rumah!" Sejenak kemudian ketiga puteri majikannya datang dan berkata kepada Luqman, "Bukalah pintu ini!" Kerana telah menerima pesan dari majikan, maka Luqman pun menolak untuk membukanya dan akhirnya ketiga gadis itu marah dan memukulnya.

Luqman kemudian membersihkan darah yang membasahi tubuhnya dan kembali berjaga di depan pintu . Apabila si majikan pulang, ia tetap merahsiakan perlaku ketiga puteri majikan terhadapnya. Dalam kesempatan berikutnya, si majikan kembali ke kebunnya. Sebagaimana dia telah berpesan kepada Luqman, dan selagi itulah Luqman menjaga amanah yang telah diberikan oleh majikannya. Dan sebagaimana peristiwa semalam, Luqman dicederakan oleh tiga orang puteri majikannya kerana beliau enggan membuka pintu sepertimana yang diarahkan oleh wanita-wanita tersebut.

Melihat keteguhan hati Luqman, puteri sulung majikannya kemudian berasa simpati terhadap Luqman dan berkata: "Mengapa hamba Habsyi ini lebih mengutamakan ketaatan kepada Allah SWT berbanding aku? Demi Allah, aku akan bertaubat!" Dan puteri sulung majikan Luqman itupun bertaubat kepada Allah SWT.

Si bongsu berkata, "Mengapa hamba Habsyi dan kakak sulungku lebih mengutamakan taat kepada Allah SWT berbanding aku? Demi Allah, aku akan bertaubat" Demikianlah si bongsu akhirnya mengikut jejak kakak sulungnya dengan bertaubat kepada-Nya.

Setelah mengetahui bahawa kakak mahupun adiknya telah bertaubat , puteri kedua majikan Luqman berkata "Mengapa dua orang saudaraku dan hamba Habasyi ini lebih mengutamakan taat kepada Allah SWT berbandingku? Demi Allah, aku akan bertaubat juga!" Akhirnya dia pun bertaubat.

Setelah ketiga puterinya yang bekerja sebagai wanita pelacur itu bertaubat, maka teman sekerjanya di desa berkata, "Mengapa budak Habsyi dan ketiga gadis si fulan itu lebih mengutamakan taat kepada Allah SWT berbanding kami?" Hal tersebut mendorong mereka untuk bertaubat sebagaimana rakannya sehingga jadilah mereka sebagai ahli ibadat di desa itu."

Demikianlah bahawa usaha dakwah bukan hanya melalui ucapan lisan tetapi juga melalui tindakan, atau amalan yang ditunjukkan oleh Luqman Al-Hakim dalam memegang teguh amanah yang sudah menjadi tugasnya. Sehingga fitrah seorang manusia untuk selalu beribadat kepada Tuhan menjadi kenyataan tatkala melihat seorang yang mampu menjalankan ibadah itu dengan baik…

Sumber: Mereka Yang Kembali. Ibnu Qudamah Al-Maqdisy terjemahan Abu Ahmad Najeh dan M Luqman Hakiem, Risalah Gusti, ed 1, Surabaya, 1417 H. Hal 120-122. (dengan beberapa perubahan)

Minggu, 09 Oktober 2011

Biografi Khadijah Al Kubra ra



Siti Khadijah adalah istri pertama Nabi Muhammad SAW, wanita terbaik dari golongan Islam. Nabi Muhammad sangat mencintai Khadijah karena jasanya yang sangat besar untuk perkembangan da'wah Nabi Muhammad. Khadijah juga merupakan golongan yang pertama (assabiquunal awwaluun) mempercayai kenabian Muhammad. Ia merupakan teladan utama dari para pemilik akidah yang penyabar, akhlak yang suci dan perilaku yang luhur.
Khadijah adalah wanita kaya yang hidup dari usaha perniagaan. Dan untuk menjalankan perniagaannya itu ia memiliki beberapa tenaga laki-laki, diantaranya adalah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang kemudian menjadi suaminya. Khadijah mempunyai julukan Ratu Mekkah karena terkenal dalam kaya raya dan mahir dalam perniagaannya. Setelah menjadi istri Nabi Muhammad, sebagian besar hartanya digunakan untuk perjuangan da'wah Nabi Muhammad.
Nama Nasab dan Gelar
Khadijah mempunyai nama lengkap Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai. Khadijah al-Kubra, anak perempuan dari Khuwailid bin Asad dan Fatimah binti Za'idah, berasal dari kabilah Bani Asad dari suku Quraisy. Khadijah lahir di Mekah tahun 68 sebelum Hijrah, 15 tahun sebelum tahun gajah atau 15 tahun sebelum kelahiran Muhammad SAW. Ia memiliki nasab yang suci, luhur dan mulia laksana untaian mutiara yang berkilauan.
Ayahnya, Khuwailid bin Asad, adalah tokoh pembesar Quraisy yang terkenal hartawan dan dermawan. Khuwailid sangat mencintai anggota keluarga dan kaumnya, menghormati tamu dan suka memberdayakan serta membantu kaum miskin dan kaum papa. Ia termasuk sahabat Abdul Mutahalib, datuk Nabi Muhammad SAW. Ayah Siti Khadijah ini juga merupakan salah seorang delegasi Quraisy yang diutus ke Yaman untuk memberi ucapan selamat kepada rajanya yang berbangsa Arab iaitu Saif bin Dziyazin, atas keberhasilannya mengusir pasukan Abessinia dari negerinya. Peristiwa ini terjadi dua tahun sesudah peristiwa penyeragan Mekah pada tahun Gajah.
Ibunya bernama Fatimah binti Zaidah. Silsilah nasabnya berujung pada Amir bin Lu’ai. Neneknya adalah Halah Binti Abdul Manaf yang tersambung sampai Lu’ai bin Ghalib. Masing-masing silsilah ayahanda dan ibundanya berasal dari keturunan Quraisy yang terhormat dan mulia. Nasab Khadijah dari pihak ayahanda berhimpun dengan nasab Rasulullah SAW pada kakeknya yang ke-empat, Qushai bin Kilab. Qushai bin Kilab adalah pemimpin Quraisy yang berhasil merebut kekuasaan kota Mekah dari tangan kaum Khuza’ah pada abad ke-5M yang telah lama menguasai kota ini selama berabad-abad. Setelah itu, Qushai menjadi pemimpin agama dan pemerintahan kota Mekah yang kemudian diteruskan oleh keturunannya.
Nasab Khadijah dari pihak ibundanya berhimpun dengan nasab Rasulullah SAW pada kakeknya yang ke-tiga, Abdul Manaf. Dengan demikian, dari pihak ayah mahupun ibu, Khadijah dan Rasulullah SAW memiliki kekerabatan yang sangat dekat. Dan beliau merupakan isteri Rasulullah SAW yang paling dekat nasabnya dengan beliau berbanding istri yang lain.
Khadijah biasa dipanggil dengan nama Ummu Hindun dan mendapat gelaran ath-thhirah (wanita suci) atau ummul mukminin ( ibu orang-orang mukmin). Gelaran ath-thahirah diperolehi sebelum kedatangan Islam kerana kesucian budi pekertinya, kedudukannya yang mulia di tengah-tengah kaumnya, dan kesucian dirinya dari noda-noda paganisme (kepercayan spiritual) pada zaman jahiliyah.
Khadijah juga diberi gelar ummul mukminin (ibu orang-orang mukmin) kerana ia adalah sebaik-baik isteri yang dan mempunyai suri teladan yang baik bagi insan yang mahu mengikutinya. Ia telah menyediakan rumah yang nyaman dan tenteram untuk Nabi Muhammad SAW sebelum baginda diutus sebagai seorang Rasul.
Menikah dengan Muhammad
Pada tahun 575 Masehi, Siti Khadijah ditinggalkan ibunya. Sepuluh tahun kemudian ayahnya, Khuwailid, menyusul. Sepeninggal kedua orang tuanya, Khadijah dan saudara-saudaranya mewarisi kekayaannya. Kekayaan warisan menyimpan bahaya. Ia bisa menjadikan seseorang lebih senang tinggal di rumah dan hidup berfoya-foya. Bahaya ini sangat disadari Khadijah. Ia pun memutuskan untuk tidak menjadikan dirinya pengangguran. Kecerdasan dan kekuatan sikap yang dimiliki Khadijah mampu mengatasi godaan harta. Karenanya, Khadijah mengambil alih bisnis keluarga.
Pada mulanya, Siti Khadijah menikah dengan Abu Halah bin Zurarah at-Tamimi. Pernikahan itu membuahkan dua orang anak yang bernama Halah dan Hindun. Tak lama kemudian suamianya meninggal dunia, dengan meninggalkan kekayaan yang banyak, juga jaringan perniagaan yang luas dan berkembang. Lalu Siti Khadijah menikah lagi untuk yang kedua dengan Atiq bin ‘A’id bin Abdullah al-Makhzumi. Setelah pernikahan itu berjalan beberapa waktu, akhirnya suami keduanya pun meninggal dunia, yang juga meninggalkan harta dan perniagaan.
Dengan demikian, saat itu Siti Khadijah menjadi wanita terkaya di kalangan bangsa Quraisy. Karenanya, banyak pemuka dan bangsawan bangsa Quraisy yang melamarnya, mereka ingin menjadikan dirinya sebagai istri. Namun, Siti Khadijah menolak lamaran mereka dengan alas an bahwa perhatian Khadijah saat itu sedang tertuju hanya untuk mendidik anak-anaknya. Juga dimungkinkan karena, Khadijah merupakan saudagar kaya raya dan disegani sehingga ia sangat sibuk mengurus perniagaan.
Siti Khadijah mempunyai saudara sepupu yang bernama Waraqah bin Naufal. Beliau termasuk salah satu dari hanif di Mekkah. Ia adalah sanak keluarga Khadijah yang tertua. Ia mengutuk bangsa Arab yang menyembah patung dan melakukan penyimpangan dari kepercayaan nenek moyang mereka (nabi Ibrahim dan Ismail).
Suatu ketika, Muhammad berkerja mengelola barang dagangan milik Siti Khadijah untuk dijual ke Syam bersama Maisyarah. Setibanya dari berdagang Maysarah menceritakan mengenai perjalanannya, mengenai keuntungan-keuntungannya, dan juga mengenai watak dan kepribadian Muhammad. Setelah mendengar dan melihat perangai manis, pekerti yang luhur, kejujuran, dan kemampuan yang dimiliki Muhammad, kian hari Khadijah semakin mengagumi sosok Muhammad. Selain kekaguman, muncul juga perasaan-perasaan cinta Khadijah kepada Muhammad.
Tibalah hari suci itu. Maka dengan maskawin 20 ekor unta muda, Muhammad menikah dengan Siti Khadijah pada tahun 595 Masehi. Pernikahan itu berlangsung diwakili oleh paman Khadijah, ‘Amr bin Asad. Sedangkan dari pihak keluarga Muhammad diwakili oleh Abu Thalib dan Hamzah. Ketika Menikah, Muhammad berusia 25 tahun, sedangkan Siti Khadijah berusia 40 tahun. Bagi keduanya, perbedaan usia yang terpaut cukup jauh dan harta kekayaan yang tidak sepadan di antara mereka, tidaklah menjadi masalah, karena mereka menikah dilandasi oleh cinta yang tulus, serta pengabdian kepada Allah. Dan, melalui pernikahan itu pula Allah telah memberikan keberkahan dan kemuliaan kepada mereka.
Setelah menikah dengan baginda Rasulullah SAW, beliau dikurniakan enam orang anak. Padahal, saat menikah dengan Rasulullah SAW ia sudah menginjak usia 40 tahun. Berarti ke-enam orang anaknya hasil pernikahannya dengan baginda lahir setelah ia berusia 40 tahun. Sungguh luar biasa anugerah dan kehendak Yang Maha Kuasa.
Khadijah melahirkan 2 orang putra dan 4 orang putri. Anak pertama sekaligus putra pertama Rasulullah bernama Qasim. Dengan nama ini, Rasulullah mendapat julukan Abu Qasim. Putra kedua beliau bernama Abdullah, biasa dipanggil ath-thahir dan ath-thayyib keraa dilahirkan setelah kedatangan Islam. Kedua putra ini meninggal dunia ketika masih bayi.
Anak ketiga bernama Zainab, putri sulung yang lahir sebelum Nabi Muhammad SAW diutus Allah sebagai rasul. Zainab menikah dengan Abu Al-’Ash dan berhijrah memeluk islam lebih awal dari suaminya Abu Al-’Ash. Zainab meninggal dunia pada awal tahun ke-lapan sesudah memeluk Islam dan dimakamkan di Baqi’.
Anak ke-empat dan ke-lima adalah Ruqayyah dn Ummu Kultsum. Kedua putri beliau ini dinikahi oleh kedua anak Abu Lahab, Atabah dan Utaibah. Apabila mengetahui kedua anaknya menikahi putri Rasulullah SAW, Abu Lahab jadi marah seraya berkata :
Aku tidak akan berkumpul dengan kalian bila kalian tidak menceraikan kedua anak Muhammad itu.” maka keduanya menceraikan istri masing-masing sebelum sempat menggaulinya. Setelah itu, Ruqayyah menikah dengan Utsman bin Affan. Ia ikut berhijrah ke kota Madinah bersama suaminya. Ia meninggal di Madinah dan dimakamkan di Baqi.’ Sepeninggalan Ruqayyah, Utsman menikah lagi dengan Ummu Kultsum. Namun, tidak lama kemudian, Ummu Kultsum juga kembali ke rahmatullah. Kerana menikah dengan kedua puri baginda, utsman dijuluki dengan Dzun Nurain (pemilik dua cahaya)
Anak yang ke-enam adalah Fatimah Az-Zahra. Menikah dengan seorang sahabat yang terkenal dan disegani iaitu Ali bin Abi Thalib. Ia adalah ibunda Hassan dan Husein. Fatimah telah menghembuskan nafas terakhir pada tahun 11 H dalam usia 30 tahun. Jenazahnya dimakamkan di Baqi.’
Dengan yang demikian, putra putri Rasulullah SAW lahir dari rahim Khadijah, kecuali Ibrahim yang lahir dari rahim Maria al Qibthiyah, seorang budak perempun yang diterima pleh Rasulullah SAW sebagai hadiah dari Muqaiqis, raja Mesir.
Kepribadian Dan Keutamaan
Keistimewaan dan keutamaan wanita suci ini sungguh tidak terbilang. Perjalanan hidupnya bertabur kemuliaan yang tidak terbatas. Keperibadian dan perilakunya yang lurus benar-benar sesuai dengan sifat orang mukmin. Terdapat banyak hadits dan informasi dari data sejarah Islam yang menerangkan pelbagai keutamaan wanita suci nan mulia ini. Diantaranya adalah seperti berikut :
Iman, agama dan kedalaman pemahamannya.
Pada masa Jahiliyah, Khadijah tidak seperti wanita Quraisy pada umumya. Ia begitu istimewa kerana memiliki kehormatan, kedudukan yang tinggi, keimanan sejati, berjiwa besar dan perilaku yang suci sehingga memperoleh gelaran sebagai ath-thairah atau wanita suci. Ia adalah wanita yang dekat dengan sumber-sumber keimanan. Di dalam jiwaya, ia banyak merasakan kegelisahan terhadap fenomena paganisme jahiliyah. Oleh kerana itu, tidak jarang ia mencurahkan kegelisahannya kepada Waraqah bin Naufal.
Sebelum berpijaknya Islam, Khadijah menganut agama hanif (agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim a.s) yang berpegang kepada manhaj tauhid. Keimanannya sama sekali tidak pernah tercemar dengan lumpur ataupun noda-noda paganisme jahiliyah yang masih tersebar. Demikianlah potret dan kualiti keimanan wanita terbaik penghuni syurga ini sebelum kedatangan Islam.
Setelah Khadijah dipilih oleh Allah SWT menjadi pendamping hidup Muhammad SAW, ia menjadi wanita yang pertama memeluk Islam, percaya dan beriman kepada Allah SWT serta Rasulullah SAW.
Tentang  keimanan Khadijah, Rasulullah SAW bersabda :
"Allah tidak pernah memberiku pengganti yang lebih baik dari Khadijah. Ia telah beriman kepada ku ketika orang lain kufur, dia mempercayai ku ketika orang-orang mendustai ku. Ia memberikan hartanya kepadaku ketika tidak ada orang lain yang membantuku. Dan, Allah SWT juga menganugerahkan aku anak-anak melalui rahimnya, sementara isteri-isteri ku yang lain tidak memberikan aku anak.” (Hadits Riwayat Bukhari, Ahmad dan Thabrani).
Keimanan Khadijah lahir dari ketajaman pandangan, keyakinan, kepercayaan dan penyucian yang ditempuh untuk keimanan tersebut.
Sebagai bukti, pada saat Rasulullah masih berada di puncak bukit, dalam perjalanan yang penuh ketakutan, Jibril masih menampakkan dirinya antara langit dan bumi. Nabi Muhammad SAW tidak berpaling sedikit pun hingga melihtinya dengan jelas. Kemudian Nabi Muhammad pulang ke rumah menemui Khadijah dalam keadaan gementar kerana merasakan ketakutan.
Nabi Muhammad pulang dengan tubuh menggigil ketakutan. Apabila melihat Rasulullah dalam kedaan yang sedemikian, Khadijah tetap sahaja menyambut kepulangan suami tercinta dengan manisnya senyuman dan menyembunyikan raut kebimbangannya yang mula bersarang. Khadijah berusaha menenangkan hati suaminya itu dan menguatkan pendirian baginda Rasulullah SAW. Ia mengatakan kepada Rasulullah SAW :
”Tidak suami ku, demi Allah… Allah itu tidak akan mungkin sekali pun merendahkan dirimu. Kerana engkau selalu menyambung silaturrahmi, memikul beban, menghormti orang tamu, membantu orang miskin dan engkau selalu menolong siapa sahaja. Bergembiralah engkau wahai pura bapa saudara ku, dan teguhkanlah hatimu. Demi Tuhan, yang diriku atas kekuasaan-Nya, Sesungguhnya aku sangat berharap engkau akan menjadi Nabi bagi umat ini.”
Begitulah Khadijah dengan lemah lembut dan santunnya keperibadian isteri solehah, dialah suri teladan. Dengan suara yang rendah dia berusaha menenangkan hati sekaligus coba menguatkan pendirian Nabi Muhammad kala itu. Khadijah juga selalu menghibur baginda dan Rasulullah tidak pernah melihat sesuatu yang menyedihkan dari Khadijah, tidak pernah membantah dan mendustai Rasulullah.
Bahkan Khadijah selalu melapangkan hati dan menghilangkan kesedihan Rasulullah SAW. Hal seperti ini sudah jelas muncul dari keimanan yang dalam, pemikiran yang cermat serta pemahamam yang baik terhadap hakikat suatu permasalahan. Menurut pemahaman Khadijah, suaminya memiliki semua sifat-sifat terpuji, maka Allah tidak akan mungkin merendahkan Nabi Muhammad.
Wanita Solehah
Khadijah merupakah salah satu wanita terbaik di dunia. Hal ini jelas apbila merujuk kepada sebuah hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Anas r.a bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :
"Cukuplah bagimu empat wanita terbaik di dunia, yaitu Maryam binti Imran, Khadijah Binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad dan Asiah, isteri Fir’aun.” (Hadits Riwayat Ahmad, Abdurrazaq, Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim)
Ia adalah wanita terbaik di golongan Islam sebagaimana Maryam binti Imran yang menjadi wanita terbaik dari golongan Nasrani. Hal ini shahih berdasarkan Hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib bahwa :
"Wanita terbaik dari golongan itu adalah Maryam binti Imran dan wanita terbaik dari golongan ini adalah Khadijah binti Khuwailid.” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)
Selain itu juga ia termasuk salah satu di antara empat wanita terbaik penghuni syurga. Ibnu Abbas berkata, bahwa suatu ketika Rasulullah SAW menggambar empat garis di atas tanah, lalu beliau bertanya :
Tahukah kalian apa ini?”
Para sahabat mejawab, ”Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu. Rasulullah SAW lalu bersabda :
Sebaik-baik wanita yang menghuni syurga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran dan Asiah isteri Fir’aun.”
Semua ahli hadits sepakat mengatakan bahawa ke-empat-empat wanita yang disebutkan itu adalah wanita-wanita paling utama dan paling mulia di seluruh semesta alam. Namun ada yang berselisihan pendapat dalam menentukan siapakah diantara mereka yang paling utama dan paling mulia.
Mendapat salam dari Allah SWT dan berita gembira
Berdasarkan Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Khadijah binti Khuwailid adalah wanita yang mendapat salam dari Allah SWT dan berita gembira dengan sebuah rumah yang terbuat dari kayu di syurga, yang didalamnya tidak ada kepayahan dan kesusahan. Seperti sabda Rasulullah :
Ketika Jibril datang kepada Rasulullah SAW, ia berkata :
"Wahai Rasulullah, ini adalah Khadijah, ia datang dengan membawa sebuah bejana dan wadah yang berisikan lauk-makanan serta minuman. Maka, jika ia telah sampai kepadamu, sampaikanlah kepadanya salam dari Tuhannya dan dari ku, dan beritahukanlah kepadanya sebuah kabar gembira berupa sebuah rumah di dalam syurga yang terbuat dari kayu yang didalamnya menyenangkan, dan tidak ada kepayahan serta kesusahan.” (Hadits Riwayat Bukhari)
Anas Bin Malik berkata :
Suatu ketika Jibril datang menemui Rasulullah pada saat itu beliau sedang bersama Khadijah. Maka Jibril pun berkata :
”Sesungguhnya Allah menyampaikan salam kepada Khadijah.”
Maka Khadijah menyahut :
”Sesungguhnya Allah itulah As-Salam. Salam (sejahtera) pula atas Jibril dan atasmu pula salam dari Allah beserta rahmat dan berkah-Nya.” (Hadits Riwayat Nasai dan Hakim)
Semua putra-putri Rasulullah SAW lahir dari rahimnya, kecuali Ibrahim
Khadijah adalah wanita yang subur rahimnya. Bagaimana tidak, sebelum berkahwin dengan Rasulullah, ia telah dikurniakan tiga orang anak hasil pernikahannya dengan suami pertama dan keduanya.
Dijuluki Ummul Mukminin yang paling utama
Khadijah adalah seorang ummul mukminim iaitu ibu orang-orang mukmin yang paling utama. Ia lebih utama dibanding isteri Rasulullah lainnya. Ia memperolehi keutamaan ini kerana beliau merupakan wanita pertama yang beriman, yang pertama memeluk Islam, yang pertama mempercayai ajaran Rasulullah SAW, yang berjuang bersama baginda, yag menemani baginda Rasulullah SAW di kala suka mahupun duka, yang menenangkan dan meneguhkan hati dikala baginda menghadapi siksaan dan kezalimi kaum Quraisy, yang turut mendampingi baginda dan bersama-sama merasakan beban penderitaan dalam aksi boikot yang dilancarkan kaum Quraisy ke atas beliau dan segenap Bani Hasyim, dan kerana Khadijah, ummul mukminin ini melahirkan putra putri baginda Rasulullah kecuali Ibrahim.
Wafat
Setelah berakhirnya pemboikotan kaum Quraisy terhadap kaum muslim, Siti Khadijah sakit keras akibat beberapa tahun menderita kelaparan dan kehausan. Semakin hari kondisi kesehatan badannya semakin memburuk. Dalam sakit yang tidak terlalu lama, dalam usia 60 tahun, wafatlah seorang mujahidah suci yang sabar dan teguh imannya, Sayyidah Siti Khadijah al-Kubra binti Khuwailid.
Siti Khadijah wafat dalam usia 65 tahun pada tanggal 10 Ramadhan tahun ke-10 kenabian, atau tiga tahun sebelum hijrah ke Madinah atau 619 Masehi. Ketia itu, usia Rasulullah sekitar 50 tahun. Beliau dimakamkan di dataran tinggi Mekkah, yang dikenal dengan sebutan al-Hajun.
Karena itu, peristiwa wafatnya Siti Khadijah sangat menusuk jiwa Rasulullah. Alangkah sedih dan pedihnya perasaan Rasulullah ketika itu. Karena dua orang yang dicintainya (Khadijah dan Abu Thalib) telah wafat, maka tahun itu disebut sebagai ‘Aamul Huzni (tahun kesedihan) dalam kehidupan Rasulullah.
Referensi:
http://mahluktermulia.wordpress.com/2010/02/05/biografi-siti-khadijah/
http://maaini.wordpress.com/2008/05/23/suri-teladan-muslimah-biografi-istri-istri-nabi/
http://id.wikipedia.org/wiki/Khadijah_binti_Khuwailid
http://www.jilc-makassar.com/index.php?id=beritadetail.php&kat=Profil&idb=744
http://www.ummah.net/khoei/khadija.htm