Total Tayangan Halaman

Jumat, 23 September 2011

Sebuah Refleksi (Amanah Kepada seorang Ibu)



“Ibu, maafkan anakmu yang selalu menjadi beban bagimu……”
            Kata-kata itulah yang kini membayang ketika setiap kali aku melihat sesosok bu yang sambil menggendong buah hatinya, di bawah terik matahari yang kurang bersahabat Ia menjajakan barang dagangannya. Ribuan tetes peluh keringat yang membasahi seluruh raut wajahnya pun tak menjadi penghalang untuk terus mengais rizki demi menghidupi anak-anaknya.
            Hal ini merupakan satu contoh yang teramat kecil dari pengorbanan dan kasih sayang seorang ibu kepada anak-anaknya. Ia rela dan ikhlas berkorban apapun demi kebahagiaan anak-anaknya.
            Rasa kasihan dan harupun menjadi satu. Entah karena apa tanpa sengaja dada ini menjadi teramat begitu sesak dan titik-titik airpun keluar dari dua buah kelopak mata. Akupun terhenyak dari lamunan dan teringat akan sosok wanita yang sekitar dua puluh tahun lalu berjuang sekuat tenaga demi melahirkanku, nyawanyapun dipertaruhkan demi keselamatanku. Yang kini menghinggap dan menjadi tanda Tanya besar adalah bagaimana aku bisa membalas jasa-jasa dan pengorbanan ibuku?
            Kalau membicarakan balas jasa dan pengorbanan kita kepada ibu kita memang terasa mustahil kita lakukan sama seperti apa yang dilakukan ibu kita, kenapa seperti itu? Alasannya, mari kita bersama merenung kembali. Bayangkan saja, dahulu ibu kita pontang-panting mengandung kita selama lebih kurang sembilan bulan. Segala penat, capek, letih, rasa sakit, tidak enak tidur, tidak enak makan, dan rasa tidak enak lainnya karena mengandung kita beliau tahan, belum lagi nantinya menyusui kita selama dua tahun setelah kita lahir. Disamping itu semua ibu kita mendididik kita dengan penuh kesabaran dan kasih sayangnya, belum lagi kalau sewaktu kecil kita nakal yang mungkin saja membuat ibu kita jengkel, marah, dan sebagainya, ibu kita selalu dengan bijak memberikan tutur kata yang lembut, mengusap kepala kita, memberi cubitan kecil sebagai tanda kasih sayangnya. Dan hal inilah yang mustahil kita lakukan. Maka benar sekali Islam menyatakan bahwa derajat seorang ibu tiga kali lebih tinggi dibanding derajat ayah.
                        Sebentuk kata yang sederhana namun berwibawa, seuntai kata yang bersahaja namun menyejukkan, di dalam buku The Prince of Love yang ditulis oleh Reza M. Syarief menuliskan sejumlah rangkaian tiga huruf yang ringkas namun sarat makna
I-       khlas merupakan senjata pamungkasnya dalam segala ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan
B-     eri, beri dan beri adalah kebiasaanmu yang jauh melampaui
U-    tamakan selalu kebahagiaan bersama dengan menanggalkan impian pribadimu
ternyata apabila ditelaah maknanya secara mendalam, ibu merupakan sosok wanita yang sungguh luar biasa, jikalau ada seutas tali yang menyambung seberapa besar cinta ibu pada anak-anaknya, niscaya dibutuhkan ratusan bahkan ribuan meter habis dibuatnya. Dan jikalau ada sebuah pena yang dapat menuliskan betapa kesabaran ibu dalam mendidik kita, tentu tak terbayangkan entah berapa banyak pena yang dibutuhkan.
            Karena mengingat jasa, pengorbanan, serta kasih sayang ibu kita teramat besar, hal yang sekiranya kita lakukan adalah marilah kita menyenagkan hatinya, mendukung segala do’anya, memperbaiki diri kita, dan tentunya selalu mendo’akannya. Mari kita juga mengingat kembali apa yang diinginkan ibu kita ketika beliau menitipkan kita di mabna khodijah ini, sudahkah kita melaksanakan amanah ibu kita, ibu yang tidak pernah letih meminta kepada Allah agar kita (anak-anaknya) selalu diberi kebahagiaan dan terkabul semua apa yang kita inginkan? Sungguh betapa kasihan ibu kita dirumah apabila kita berkhianat atas apa yang diamahkan kepada kita. Cintakah kita kepada ibu kita? atau mungkin kita lebih cinta kepada pacar kita yang sejatinya membuat kualitas diri kita rendah dihadapan Allah SWT. Sungguh na’as dan malangnya ibu kita kalau kita lupa akan apa yang diinginkan beliau. Sungguhpun amanah yang diberikan ibu kita adalah kebaikan untuk kita sendiri. Marilah kita menjalankan apa yang diamanahkan ibu kita dan semoga saja Allah senantiasa memberi rahmat-Nya untuk kita semua.
Amiin yaa Rabbal “alamiin…
Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar