Total Tayangan Halaman

Sabtu, 24 September 2011

Studi Kasus Masjid Ta'aroful Muslimin

MASJID TAAROFUL  MUSLIMIN
(Studi Kasus Sosial-Kemasyarakatan)

Observasi Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam
yang Dibina Oleh Ibu Istianah Abu Bakar M.A

Oleh:
Muslihatul Ula (08110029)
 Khusnul Khotimah (08110030)
Yanti Kamiarsih (08110033)
Nurul Huda (08110232)
Joko Purwanto (08110141)
Kartika Sari (08110166)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
MEI 2010

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Masjid adalah tempat beribadah serta merupakan symbol peradaban kaum muslimin yang Allah SWT memberikan kemuliaan kepada hamba-hambaNya, yang hati mereka teraput, cinta kepada masjid. Sehingga mereka berusaha memakmurkan rumah Allah dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan. Kaum muslimin rela mengorbankan harta untuk membangun masjid, dan bahkan mengorbankan nyawa untuk membela dan mempertahankannya.
Keberadaan masjid sebagai tempat ibadah sangat penting. Selain untuk ibadah masjid juga merupakan alat pemersatu umat Islam. Di dalamnyalah semua urusan agama maupun dunia dilaksanakan sejak masa Nabi dan generasi berikutnya. Dan dari masjidlah pendidikan islam dimulai pertama kali.
Namun seiring berjalannya waktu dan perhelatan kehidupan yang semakin luas keberadaan masjid mulai terlupakan fungsinya. Umat Islam memang seakan-akan selalu berlomba-lomba untuk membangun masjid. Tapi mereka tidak mau memakmurkan masjid yang telah mereka sendiri. Masjid-masjid mereka hiasi dengan hiasan yang begitu indah namun mereka tidak menghiasinya dengan perhiasan taqwa sebagai wujud ketaatannya kepada Allah Sang Pencipta.
Berdasarkan uraian diatas penulis ingin menggali berbagai permasalahan yang terjadi pada masjid. Bagaimana posisinya dalam masyarakat, akankah masjid sudah difungsikan sebagaimana mestinya, dan bagaimana mencari solusi agar masjid tetap eksis di era globalisali.

RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana berdirinya masjid taaroful muslimin?
2.      Apa fungsi masjid Taaraful Muslimin?
3.      Apa penyebab marak dan redupnya?
4.      Bagaimana pandangan masyarakat terhadap masjid Taaroful Muslimin?
5.      Apa solusi untuk mempertahankan masjid Taaroful Muslimin?

TUJUAN
1.      Mengetahui berdirinya masjid taaroful muslimin
2.      Mengetahui fungsi masjid Taaraful Muslimin
3.      Mengetahui penyebab marak dan redupnya
4.      Mengetahui bagaimana pandangan masyarakat terhadap masjid Taaroful Muslimin
5.      Mengetahui solusi untuk mempertahankan masjid Taaroful Muslimin

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Berdirinya Masjid Taaroful Muslimin
Masjid Taaroful Muslimin terletak di desa Sumbersari Gg. 1 kecamatan Lowokwaru Kabupaten Malang. Masjid ini berdiri pada tahun 1993 dengan segenap tenaga dari warga sekitar. Sebenarnya sebelum masjid ini berdiri di tanah berdirinya masjid ini dulunya adalah sebuah mushola bernama Taaroful muslimin. Inisiatif pendirian masjid diilhami dari semakin banyaknya jamaah shalat jum’at di masjid Manarul Huda sehingga harus menutup jalan. kemudian warga meminta izin kepada pihak masjid manarul Huda untuk mendirikan masjid guna menampung jamaah jum’at warga sekitar mushola Taaroful Muslimin. Setelah warga mendapat restu dari pihak masjid manarul Huda maka mulailah pembangunan masjid Taaroful Muslimin di mulai. Pak Jumangin mengatakan rencana awal pembangunan masjid tersebut adalah tingkat tiga. Namun tidak serta merta pembangunannya langsung tingkat tiga, melainkan secara bertahap.
 
B.     Fungsi Masjid Taaroful Musimin
Masjid yang terkenal dengan nama “majid Pink” ini merupakan pusat peribadatan warga sekitar masjid. Setiap harinya masjid ini digunakan untuk  shalat berjamaah. Selain itu setiap hari senin sampai sabtu anak-anak mrngaji setelah ashar hingga jam lima sore. Di masjid tersebut juga diadakan pengajian rutinan dua minggu sekali yang di asuh sendiri oleh ustad Zainuddiin dekan fakultas Tarbiyah UIN MALIKI Malang.

C.    Penyebab Marak dan Redupnya
Namun masjid yang dibangun megah itu semakin hari semakin terlupakan oleh masyarakat di sekitarnya. Masjid yang merupakan sentral peribadatan ini ternyata hanya ramai pada waktu-waktu tertentu saja. Masjid ini hanya ramai ketika waktu shalat juma’at dan hari hari besar umat islam. Sementara pada waktu waktu shalat sehari hari masyarakat enggan untuk datang ke masjid. Ironisnya lagi bukan hanya orang tua yang tidak pergi masjid. Anak muda yang kebanyakan adalah anak kos di sekitar masjid juga tak menampakkan diri di masjid ketika waktu shalat telah tiba. Anak muda yang kebanyakan adalah mahasiswa UIN MALIKI justru hanya nongkrong di sepanjang jalan ketika waktu shalat tiba.
Sebenarnya masjid inipun berdekatan dengan tiga  mangkalnya organisasi keislaman mahasiawa UIN MALIKI, yaitu PMII, FK3 dan HIMABA. Namun para penghuninya yang juga pengurusnya tidak nampak kemasjid. Yang lebih memprihatinkan, justru di depan rayon PMII HATTA merupakan tempat nongkrong anak-anak mudah dan terkadang mengganggu orang lewat. Bagaimana masjid mau ramai kalau pemudanya justru tidak mau pergi ke masjid. Penulis hanya menemui beberapa pemuda saja yang mau shalat ke masjid, itupun hanya sedikit dari pengerus rayon PMII CONDRODIMUKO dan pengurus takmir masjid tersebut.
 Menurut penulis marak edupnya masjid ini dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah:
1.      Letak masjid yang tersembunyi, tidak di dekat jalan, melainkan berada di belakang rumah dan di sampingnya un juga rumah
2.      Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya shalat berjamaah di masjid
3.      Kurangnya kegiatan yang diadakan oleh pengurus masjid
4.      Pengurus sendiri tidak mau untuk mengajak masyarakat agar beribadah di masjid dengan alasan takut menyinggung perasaan masyarakat
D.    Pandangan Masyarakat
Kebanyakan masyarakat sekitar masjid tersebut mengatakan bahwa posisi masjid taaroful muslimin sangat penting kebeadaannya. Hal ini dikarenakan masyarakat sekitar masjid adalah umat islam. Disamping itu di masjid inilah masyarakat menyekolahkan anaknya pada pendidikan non formal untuk mengasah pemahaman anak dalam agama dan dan penanaman moral kepada anak.
Salah seorang warga mengatakan bahwa dimasjid inilah tempat pendididikan pertama bagi anak-anak mereka. Jika masjid ini tidak ada dan tidak ada TPQ di dalamnya maka masyarakat akan kebingungan untuk mendidik anaknya sendiri karena mereka sibuk sendiri dengan pekerjaan masing-masing. Begitu juga dengan warga yang lain, masjid ini sangat penting karena disinilah mereka melakukan shalat berjamaah, baik shalat lima waktu maupun shalat jum’at. Jika masjid ini tidak ada mungkin mareka masih harus berdesakan di masjid Manarul Huda untuk shalat berjamaah.

E.     Solusi untuk Mempertahankan Masjid
Ada beberapa solusi untuk mempertahankan keeksistensian masjid tersebut, yaitu:
1.      Mengoptimalkan fungsi masjid, masjid tidak hanya dijadikan tempat untuk beribadah saja melainkan juga digunakan unuk kegiatan yang lain seperti fungsi masjid pada masa islam klasik
2.      Memperbaiki manajemen masjid
3.      Mengoptimalkan tugas takmir masjid sebagai penggerak masyarakat untuk berbondong-bondong pergi ke masjid
4.      Menambah kegiatan dimasjid yang bersifat religius maupun sosial-kemasyarakatan
5.      Takmir harus lebih aktif untuk mengajak masyarakat untuk pergi ke masjid
6.      Menumbuhkan kessadaran masyarakat akan pentingnya shalat berjamaah di masjid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar