Total Tayangan Halaman

Jumat, 23 September 2011

Tak Kenal maka Ta'aruf ^_^

بسْم ا لله الرَّحْمن الرَّحيْم


Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang saya ucapkan pertama kali ketika tangan saya pertama kali pula merangkaikan tulisan sederhana ini di atas kertas putih yang masih belum terjamah oleh untaian kata apapun. Tentu maksudnya adalah supaya dari awal hingga akhir tulisan saya nanti Allah yang selalu hadir dalam hati hambaNya akan selalu memberi rahmat dan keberkahan dari pikiran yang saya tuangkan dalam tulisan yang boleh dikatakan sangat sederhana ini.
Saya senang sekali ketika blog saya ini jadi, sehingga saya punya tuntutan dalam diri saya untuk terus meningkatkan kualitas menulis dan tentunya didukung dengan membaca banyak literatur yang di dalamnya terkandung limpahan ilmu pengetahuan. Serta saya ingin membagi pengalaman dan juga pengetahuan yang saya peroleh kepada saudara-saudara saya yang lain baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Selain itu, melalui media ini saya berharap dapat menjadi langkah awal saya yang bagus untuk bisa bertukar pikiran dengan saudara-saudara saya melalui media ini. Perlu diketahui bahwa yang saya maksud dengan saudara-saudara saya adalah semua orang yang bergabung dalam blog saya ini, tak terkecuali kalau suatu ketika ada seorang presiden negara kita ini bergabung dalam blog saya ini, saya juga menganggap bahwa presiden tersebut adalah juga saudara saya (he..he..he..maaf kalau lancang^_^), niat saya hanyalah ingin menjalin silaturrahim yang dalam ajaran agama saya diyakini akan mengantarkan kepada kemaslahatan. 
Barangkali dari kita ada yang sudah membaca buku berjudul “Kisah-Kisah Berhikmah Bagi Remaja Muslim ‘Lentera Pecinta Sejati’” karya Muhammad Ali. Saya berpasangka tentu kita akan menemukan untaian kalimat yang secara tidak langsung mengajak kita untuk mengamalkannya. Kalimat yang saya maksud disini adalah “Resep Serba Empat” dari Imam Al Ghozali dengan sub penjabaranya berupa “Empat Hal yang Dapat Mencerdaskan Akal” seperti: 1. Meninggalkan perkataan yang tidak perlu, 2. Bersuci, 3. Duduk dengan orang shaleh, 4. Duduk dengan para ulama’. Kita lihat pada poin tiga dan empat, ada kata “duduk” yang saya menafsirkannya bisa kita lakukan tidak hanya dengan melakukan aktifitas tersebut secara langsung disuatu majlis tertentu, melainkan kita bisa melakukannya melalui media seperti blog ini. Menurut saya, kata “duduk” lebih ditekankan pada pemaknaan saling bertukar ilmu atau informasi dengan orang yang shaleh dan ulama untuk mempengaruhi kita sehingga terjadi perubahan positif karena adanya transfer nilai-nilai positif kepada kita dari orang shaleh dan ulama tersebut, begitu pula sebaliknya. Dalam istilah akademisnya kita kenal dengan “Simbiosis Mutualisme”
Kalau boleh jujur, entah mengapa tiba-tiba saya ingin meraih mimpi saya lagi yaitu menjadi seorang penulis yang sudah sekian lamanya sempat hilang dalam benak saya. Akan tetapi setelah saya merenungkan kembali ternyata segala sesuatu itu memang sudah sepatutnya dimulai dari hal-hal yang bersifat kecil, dan proses serta istiqomahlah yang akan mengantarkan kita pada hal-hal besar yang nanti sangat saya harapkan dapat mengantarkan saya kepada “top of the success”. Do’a orang tua yang sangat saya sayang dan saya cintai serta orang-orang disamping saya yang mendukung saya juga sangat saya harapkan demi lancarnya apa yang saya cita-citakan.
Saya ingin cuhat sedikit bahwa saya punya masalah dalam menulis. Ketika saya sedang asyik menulis entah mengapa rasa capai dan terkadang konsentrasi yang kurang membuat saya  berhenti menulis dan memutuskan untuk mengakhiri tulisan walaupun sebenarnya dibenak saya masih ada hal-hal yang sangat ingin saya tuangkan dalam tulisan. Untuk menghilangkan semua itu saya selalu saja menulis apa yang sedang saya alami seperti yang sedang saya lakukan sekarang karena saya juga teringat dengan guru saya ketika saya masih berada di Sekolah Menengah Atas bahwa jikalau kita kesulitan dalam menulis sesuatu atau sudah tidak punya ide untuk menulis lagi maka tulislah apa yang ada dibenakmu saat itu juga bahkan ketika pada saat itu kamu memikirkan ingin makan, tidur dan sebagainya yang tentu tidak ada kaitan dengan tulisan yang kamu buat. Hal itu akan melatih keterampilan menulis. Itulah hal yang saya sering lakukan, aneh dan lucu juga kalau apa yang kita tulis itu hanyalah hal-hal sepele dan mungkin juga orang memandangnya tidak berbobot. Tapi saya abai dengan semua itu, saya ingin terus menulis dan menulis walaupun orang menilai apa, yang terpenting adalah saya ingin menulis dan terus menulis dan melatih konsentrasi saya dalam menuangkan secara baik dalam tulisan yang saya buat. Karena selain ingin menjadi seorang dosen dan enterpreneur, saya juga ingin menjadi wanita yang mahir dalam hal menulis. Sempat kemarin ketika ada kultum di masjid, sebuah kalimat simple tapi berbobot yang membuat saya termotivasi untuk menjadi seorang penulis dan maniak membaca. Dalam kultum  tersebut seorang ustadzah mengatakan bahwa “Leader is Reader” yang artinya pemimpin adalah pembaca atau orang yang gemar membaca, dan dari kata-kata ini saya menyimpulkan bahwa dimulai dari sebuah tulisanlah seseorang dapat menjadi hebat, kemudian dari tulisan tersebut seseorang menjadi kaya akan kazanah ilmu pengetahuan yang dapat membebaskan kita dari keterpurukan. Saya juga senang dengan kata mutiara karya Moh. Hatta yang tidak sengaja saya baca di buku catatan teman kuliah saya (Muslihatul Ula), beliau mengatakan “penjarakanlah aku dengan buku, karena dengan buku aku bebas”. Subhanallah kalimat yang padat dengan keoptimisan terhadap ilmu pengetahuan yang dapat kita raih dengan tulisan-tulisan yang ada dalam buku, membebaskan dengan sebebas-bebasnya pola pikir kita yang “terpenjara”. Dari beberapa uraian ini, saya berikrar “SAYA YAKIN SAYA PASTI BISA!!!” Saya berkata seperti ini karena saya yakin saya mampu karena prasangka Allah selalu sesuai dengan prasangka hambaNya dan Allah juga tidak memberikan suatu hal yang melebihi batas kemampuan hambaNYa. Maka dari itu saya berikrar SAYA PASTI BISA!!!.
Masih ada hubungannya dengan penjara (ikatan) dan kebebasan, sempat saya mendapat SMS dari rekan IPNU yang isinya “Kebebasan bukan disaat kita terbebas dari ikatan, tetapi kebebasan adalah ikatan itu, karena kita bukan sekedar binatang, tapi kita binatang yang berakal, di saat itulah akal harus diikat supaya dia bebas perpendapat. Maka bebaslah kau orang-orang yang merasa terikat, dengan ikatan itu kau akan bebas mencapai kebebasan”. Bagaimana menurut Anda?? Saya sempat bingung juga tetapi setelah difikir lagi ada benarnya, tergantung persepsi yang menafsirkan. Dan dalam hal ini persepsi saya adalah saya menganalogikan ikatan itu dengan syari’at Islam dan kebebasan itu adalah hasil dari kita mengikuti ikatan itu. Jika manusia diikat dengan ikatan berupa syari’at Islam yang di dalamnya mengatur seluruh permasalahan hidup manusia dari yang ringan hingga ke hal yang bersifat kompleks. Perlu diingat bahwa sisi lain dalam hal ini ada dzat yang menjanjikan keindahan apabila kita mengikuti ikatan itu. Dialah Allah SWT yang menjanjikan keindahan tersebut. Maka bilamana kita sudah terikat maka kita bebas untuk menagih janji Allah tersebut. Akan tetapi perlu diingat juga Allah maha kuasa akan segala hal. Semoga Allah selalu ridho dan menunjukkan kita ke jalan yang haq. Amin...^_^
Untuk mengawali dari tulisan yang sudah saya awali sebelumnya sebagai intermezo, saya akan memperkenalkan siapakah sebenarnya saya. Cukup sederhana saya rasa, bahwa saya dilahirkan di Kediri pada tanggal 3 september 1989 dari sepasang suami istri yang hidup sederhana dalam menjalani kehidupnya sehari-hari,  tetapi perlu diingat bahwa boleh hidup sederhana tetapi wawasan tidak boleh sederhana kalau dalam istilah asing sering kita dengar “ACT LOCALLY THINK GLOBAL”. Dalam hemat saya, sederhana bukan berarti apa adanya, akan tetapi sederhana adalah qanaah atas apa yang Allah berikan. Boleh kita sederhana dalam menjalani pola hidup sehari-hari sedangkan untuk pola pikir tidak boleh sebatas lokal dan sederhana saja, melainkan harus meluas hingga kita tidak mampu lagi untuk membuka kedua kelopak mata kita. Karena dengan wawasan yang berperan menjadi ilmu dalam diri kita akan dapat mengangkat derajat kita baik di dunia maupun di akhirat seperti yang dijanjikan  Allah SWT dalam firmanNya (QS Al Mujaadilah ayat 11 yang artinya “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” Kemudian selang beberapa tahun setelah saya lahir, saya mempunyai dua saudara, laki-laki dan perempuan. Untuk jenjang pendidikan yang saya tempuh, saya belajar mulai dari TK hingga SMA ada di Blitar karena memang setelah saya dilahirkan di kediri yang juga merupakan tempat kedua orang tua saya lahir dan tumbuh dewasa, kami sekeluarga berpindah rumah dan  bertempat tinggal di Blitar. Sehingga otomatis saya juga mengikuti orang tua saya untuk hidup di Blitar. Untuk pendidikan saat ini saya menempuh pendidikan S1 di UIN Maliki Malang pada prodi Pendidikan Agama Islam (PAI). Mungkin kalau ada yang mengetahui asal pendidikan saya yang nota bene semua berasal dari pendidikan umum dan tidak pernah sekalipun pendidikan formal yang saya jalani berbau Islam akan bertanya mengapa saya memilih kampus dan bahkan jurusan beridiologi Islam yang tentu saja ketika selama saya belajar pada jenjang pendidikan formal tidak berkonsentrasi pada hal-hal yang berhubungan dengan Islam secara mendalam, dan tentu kalau dilihat dari keilmuan saya juga sangat kurang apabila saya mengambil jurusan pendidikan Islam ini. Maka jika ada pertanyaan sekaligus pernyataan seperti itu, saya cukup menjawab bahwa dalam hal ilmu, manusia dapat dikelompokkan menjadi empat golongan, yaitu yang pertama “orang yang tahu dan tahu bahwa dirinya tahu”, yang kedua “orang yang tahu tetapi tidak tahu bahwa dirinya tahu”, yang ketiga “orang yang tidak tahu, tetapi tahu bahwa dirinya tidak tahu” dan yang keempat “orang yang tidak tahu, tetapi tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu”. Dalam hal ini saya mengoreksi diri saya sendiri dan dengan tidak ada rasa bangga ataupun sombong saya mengatakan bahwa dalam bidang ilmu saya termasuk golongan ketiga yang mempunyai pernyataan “orang yang tidak tahu, tetapi tahu bahwa dirinya tidak tahu”. Saya sadar betul bahwa ilmu yang saya punya belum ada seujung kuku, apalagi dalam hal agama yang saya merasa masih haus untuk merasakannya lebih dari apa yang saya dapat sebelumnya.
Saya sangat suka dengan kata mutiara yang berbahasa arab ini “innal faqiiha huwa al faqiihu bifi’lihilaisa al faqiihu binuthqihi wa maqaalihi”
 انَّ ا لْفَقيْهَ هُوَ ا لْفَقيْهُ بفعْله لَيْسَ الْفَقيْهُ بنُطْقه وَ مَقاَ له yang artinya “Sesungguhnya orang pandai itu adalah orang yang pandai dari sisi perbuatannya. Bukanlah kepandaian itu diukur dengan kepandaian kata dan bicaranya”. Dari kata mutiara ini dapat dipahami bahwa orang yang dikatakan pandai adalah orang yang apabila ia mendapatkan suatu ilmu maka ia mengamalkan ilmu tersebut, bukan orang yang hanya banyak bicara tetapi kosong dalam mengamalkan ilmunya. Bahkan dalam kitab Aiyyuhal Walad dikatakan bahwa Allah tidak menjadikan manfaat bagi orang yang banyak ilmu akan tetapi tidak mengamalkannya, dan Allah memberi ancaman berupa siksaan yang lebih pedih bagi orang-orang seperti ini. Jika kita mengoreksi, pada zaman sekarang tidak sedikit orang yang pandai dilihat dari segi bagaimana dia berbicara dan tingkat pendidikan hingga melangit. Akan  tetapi pada kenyataan tidak sedikit pula orang yang mau memberikan tauladan dari ilmu yang dipunya. Sebenarnya dibagian mana something wrong terjadi?. Kita tidak bisa menyalahkan satu sama lain, akan tetapi yang harus dilakukan adalah mengoreksi diri terhadap apa-apa yang sudah kita lakukan selama ini. Baik saya maupun anda yang menyempatkan membaca tulisan ini sudah selayaknya memperbaiki diri dan meningkatkan pengamalan terhadap ilmu-ilmu yang sudah kita peroleh selama ini. Mencoba untuk berproses menahan hal-hal yang  selayaknya tidak patut dilakukan, serta sekali lagi perlu ditekankan dalam hal pengamalan ilmu yang selama ini kita krisis mengaplikasikannya karena dominan pada kata-kata kosong belaka tanpa wujud dalam hal tindakan. Mari kita bersama-sama memohon ampun kepada Allah atas segala khilaf dan memulai dengan hal baru yang menekankan pada pengamalan ilmu yang kita ketahui. Insya’Allah bermanfaat. 


CURRICULUM VITAE

Nama                                       : Yanti Kamiarsih
Nomor Induk Mahasiswa        : 08110033
Tempat, tanggal lahir               : Kediri, 03 September 1989
Fakultas                                   : Tarbiyah
Jurusan                                    : Pendidikan Agama Islam
Kampus                                   : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim    
  Malang
Alamat asal                              : Jl. Penataran RT/RW : 02/08 No.13, Desa Sidorejo
  Kec. Ponggok Kab. Blitar 66153
   Alamat sekarang                : Jln. Gajayana 50 Malang, Ma’had Sunan Ampel Al-Aly UIN      Maulana Malik Ibrahim Malang Mabna Khodijah Al Kubra
Telephone/HP                          : 085649384031
E-Mail                                     : yanticute20@rocketmail.com
                                                  yanti.kamiarsih.success@gmail.com

Riwayat Pendidikan Formal
-          SD                               : SDN Sidorejo 05-Ponggok-Blitar Lulus Th. 2002
-          SMP                            : SMPN 1 Ponggok-Blitar Lulus Th. 2005
-          SMA                            : SMAN 1 Ponggok Lulus Th. 2008

Riwayat Pendidikan Non Formal
-          Ma’had Sunan Ampel Al ‘Ali UIN Maliki Malang Mabna Asma’ Binti Abu Bakar 2008-2009
-          Ma’had Sunan Ampel Al ‘Ali UIN Maliki Malang Mabna Khadijah Al Kubra 2009-Sekarang

Pengalaman Organisasi
No.
Nama Organisasi
Jabatan
Tahun Menjabat
1.
Ta’mir Mushalla SMAN 1 Ponggok
Anggota
2006/2007
2.
OSIS SMAN 1 Ponggok
Bendahara Umum
2007/2008
3.
JDFI UIN Malang
Anggota
2008/2009
4.
Jurnalistik “Viora” Mabna Khadijah Al Kubra MSAA
Devisi Mading
2009/2010
5.
Sakha (Student Association of Khadijah Al Kubra)
Devisi Kesantrian
2009/2010
6.
KOPMA “PB” UIN Maliki Malang
Staf Sekretaris Umum
2010
7.
Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) PAI
Departemen Jurlitbang
2010
8.
IPNU-IPPNU UIN Maliki Malang
Anggota
2010
9.
IPNU-IPPNU UIN Maliki Malang
Devisi LPM (Lembaga Pengabdian Masyarakat)
2011

2 komentar:

  1. SUKSES!!! SEMANGAT!!! PASTI BISA ^_^

    BalasHapus
  2. Bergabunglah bersama yanti dan mari bersama gapai cita dan cinta
    BELAJAR BERJUANG BERTAQWA ^_^

    BalasHapus